A.SEJARAH TERBENTUK

Kerajaan demak merupakan kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak mulanya sebuah kadipaten (daerah yang dikuasai oleh adipati, yang lebih rendah daripada kesultanan) yang berada di bawah kekuasaan dari Kerajaan Majapahit. Pendiri dari kerajaan ini adalah Reden Patah, yang merupakan putra dari Raja Majapahit Kertawijaya yang menikah dengan putri Campa. Pada masa kerajaan Majapahit, Demak merupakan salah satu daerah kekuasaannya. Ketika Kerajaan Majapahit mengalami kehancuran akibat perang saudara pada tahun 1478, Kerajaan Demak bangkit menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak berdiri sekitar abad ke -15 M.

B. KEHIDUPAN POLITIK

Raja pertama dari Kerajaan Demak ialah Raden patah (1481 - 1518) yang bergelar Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Kerajaan Demak menjadi berkembang menjadi kerajaan besar dibawah pimpinan Raden Patah. Kekuasaan Kerajaan Demak meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi.
Pada tahun 1507, Raden Patah turun tahta dan digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus( 1518 - 1521). Ia menjadi Sultan Demak selama 3 tahun. Kemudaian digantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggana (1521 - 1546). Untuk memperluas daerah kekuasaannya, Sultan Trenggana menikahkan putra - putrinya, antara lain dinikahkan dengan Pangeran Hadiri dari Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran Adiwijaya dari Pajang. Sultan Trenggana berhasil meluaskan kekuasaannya ke Daha (Kediri), Madiun, dan Pasuruan. Ia terbunuh pada saat melaksanakan ekspedisi melawan Panarukan. Pada masa Sultan Trenggana, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
Wafatnya Sultan Trenggana  menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik Sultan Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh Pangeran Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri memohon bantuan kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari Kerajaan Demak.

C. KEHIDUPAN POLITIK

Kerajaan Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang ada di Nusantara, Demak memegang peran yang sangat penting dalam aktivitas perekonomian antarpulau.

Demak memiliki peran yang penting karena memiliki daerah pertanian yang lumayan luas dan menjadi penghasil bahan makanan seperti beras. Selain itu, perdagangannya juga semakin meningkat. Barang yang banyak diekspor yaitu Lilin, Madu dan Beras.

Barang-barang tersebut lalu diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Aktivitas perdagangan Maritim tersebut telah menyebabkan kerajaan demak mendapat keuntungan sangat besar. Banyak kapal yang melewati kawasan laut jawa dalam memasarkan barang dagangan tersebut.

D. KEHIDUPAN SOSIAL - BUDAYA


Dalam kehidupan sosial dan budaya, rakyat kerajaan Demak sudah hidup dengan teratur. Roda kehidupan budaya dan sosial masyarakat Kerajaan Demak sudah diatur dengan hukum Islam sebab pada dasarnya Demak ialah tempat berkumpulnya para Wali Sanga yang menyebarkan islam di pulau Jawa.

Adapun sisa peradaban dari kerajaan Demak yang berhubungan dengan Islam dan sampai saat ini masih dapat kita lihat ialah Masjid Agung Demak. Masjid tersebut merupakan lambang kebesaran kerajaan Demak yang menjadi kerajaan Islam Indonesia di masa lalu.

Selain memiliki banyak ukiran islam (kaligrafi), Masjid Agung Demak juga memiliki keistimewan, yaitu salah satu tiangnya terbuat dari sisa sisa kayu bekas pembangunan masjid yang disatukan.

Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga adalah yang mempelopori dasar-dasar perayaan Sekaten yang ada dimasa Kerajaan Demak. Perayaan tersebut diadakan oleh Sunan Kalijaga dalam untuk menarik minat masyarakat agar tertarik untuk memeluk Islam.

Perayaan Sekaten tersebut lalu menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan terus menerus dipelihara sampai saat ini, terutama yang berada didaerah Cirebon, Yogyakarta dan Surakarta.


Sumber:
https://urusandunia.com/kerajaan-demak/
https://www.zonasiswa.com/2015/06/sejarah-kerajaan-demak-kehidupan.html