Masyarakat pesisir dan pegunungan adalah masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya wilayah pesisir dan pegunungan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir dan pegunungan memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumber daya laut dan pegunungan.

Masyarakat pesisir dan pegunungan termasuk masyarakat yang masih terbelakang. Selain itu banyak dimensi kehidupan yang tidak diketahui oleh orang luar tentang karakteristik masyarakat pesisir dan pegunungan. Mereka mempunyai cara berbeda dalam aspek pengetahuan, kepercayaan, peranan sosial, dan struktur sosialnya.

Contoh masyarakat pesisir Indramayu melakukan tradisi Sedekah Laut, artinya rasa Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rezeki dan keselamatan kepada manusia khususnya para nelayan. Selain bermakna sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, NADRAN atau Sedekah Laut juga bermakna sebagai bentuk penghormatan dan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada roh leluhur dan nenek moyang yang telah wafat yang selama hidupnya telah berjasa memberikan warisan ilmu, harta benda, budaya dan lingkungan alam yang terpelihara dengan baik, sehingga masih dapat dinikmati sampai saat ini dan yang akan datang, serta dapat memberikan manfaat untuk kebaikan hidup untuk anak cucu.

Contoh masyarakat pegunungan adalah suku Tengger. Suku Tengger adalah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo. Masyarakat Suku Tengger masih mempercayai roh nenek moyang.  Kebanyakan masyarakat Tengger masih melakukan serangkaian upacara yang berhubungan dengan penghormatan kepada roh nenek moyang. Masyarakat Suku Tengger memiliki tiga prinsip ajaran Hindu yang di dalamya masih ada kepercayaan terhadap nenek moyang. Ketiga prinsip tersebut ialah pemujaan kepada Tuhan, pemujaan kepada leluhur, dan pemujaan kepada alam semesta.